LANGKAH KOMPRESI
Langkah Kompresi
Langkah Kompresi
Dimulai saat klep inlet menutup dan piston terdorong ke arah ruang bakar akibat momentum dari kruk as dan flywheel.
Tujuan dari langkah kompresi adalah untuk meningkatkan temperatur
sehingga campuran udara-bahan bakar dapat bersenyawa. Rasio kompresi ini
juga nantinya berhubungan erat dengan produksi tenaga.
Prosesnya sebagai berikut :
Piston bergerak kembali dari TMB ke TMA
Klep In menutup, Klep Ex tetap tertutup
Bahan Bakar termampatkan ke dalam kubah pembakaran (combustion chamber)
Sekitar 15 derajat sebelum TMA , busi mulai menyalakan bunga api dan memulai proses pembakaran
Kruk as mencapai satu rotasi penuh (360 derajat)
Noken as mencapai 180 derajat
LANGKAH TENAGA
Langkah Tenaga
Langkah Tenaga
Dimulai ketika campuran udara/bahan-bakar dinyalakan oleh busi. Dengan
cepat campuran yang terbakar ini merambat dan terjadilah ledakan yang
tertahan oleh dinding kepala silinder sehingga menimbulkan tendangan
balik bertekanan tinggi yang mendorong piston turun ke silinder bore.
Gerakan linier dari piston ini dirubah menjadi gerak rotasi oleh kruk
as. Enersi rotasi diteruskan sebagai momentum menuju flywheel yang bukan
hanya menghasilkan tenaga, counter balance weight pada kruk as membantu
piston melakukan siklus berikutnya.
Prosesnya sebagai berikut :
Ledakan tercipta secara sempurna di ruang bakar
Piston terlempar dari TMA menuju TMB
Klep inlet menutup penuh, sedangkan menjelang akhir langkah usaha klep buang mulai sedikit terbuka.
Terjadi transformasi energi gerak bolak-balik piston menjadi energi rotasi kruk as
Putaran Kruk As mencapai 540 derajat
Putaran Noken As 270 derajat
LANGKAH BUANG
Exhaust stroke
Exhaust stroke
Langkah buang menjadi sangat penting untuk menghasilkan operasi kinerja
mesin yang lembut dan efisien. Piston bergerak mendorong gas sisa
pembakaran keluar dari silinder menuju pipa knalpot. Proses ini harus
dilakukan dengan total, dikarenakan sedikit saja terdapat gas sisa
pembakaran yang tercampur bersama pemasukkan gas baru akan mereduksi
potensial tenaga yang dihasilkan.
Prosesnya adalah :
Counter balance weight pada kruk as memberikan gaya normal untuk menggerakkan piston dari TMB ke TMA
Klep Ex terbuka Sempurna, Klep Inlet menutup penuh
Gas sisa hasil pembakaran didesak keluar oleh piston melalui port exhaust menuju knalpot
Kruk as melakukan 2 rotasi penuh (720 derajat)
Noken as menyelesaikan 1 rotasi penuh (360 derajat)
FINISHING PENTING — OVERLAPING
Overlap adalah sebuah kondisi dimana kedua klep intake dan out berada
dalam possisi sedikit terbuka pada akhir langkah buang hingga awal
langkah hisap.
Berfungsi untuk efisiensi kinerja dalam mesin
pembakaran dalam. Adanya hambatan dari kinerja mekanis klep dan inersia
udara di dalam manifold, maka sangat diperlukan untuk mulai membuka klep
masuk sebelum piston mencapai TMA di akhir langkah buang untuk
mempersiapkan langkah hisap. Dengan tujuan untuk menyisihkan semua gas
sisa pembakaran, klep buang tetap terbuka hingga setelah TMA. Derajat
overlaping sangat tergantung dari desain mesin dan seberapa cepat mesin
ini ingin bekerja.
manfaat dari proses overlaping :
Sebagai pembilasan ruang bakar, piston, silinder dari sisa-sisa pembakaran
Pendinginan suhu di ruang bakar
Membantu exhasut scavanging (pelepasan gas buang)
memaksimalkan proses pemasukkan bahan-bakar
2 TAK
Mesin dua tak adalah mesin pembakaran dalam yang dalam satu siklus
pembakaran terjadi dua langkah piston, berbeda dengan putaran empat-tak
yang mempunyai empat langkah piston dalam satu siklus pembakaran,
meskipun keempat proses (intake, kompresi, tenaga, pembuangan) juga
terjadi.
Mesin dua tak juga telah digunakan dalam mesin diesel,
terutama rancangan piston berlawanan, kendaraan kecepatan rendah seperti
mesin kapal besar, dan mesin V8 untuk truk dan kendaraan berat lainnya.
Animasi cara kerja mesin dua tak.
Prinsip kerja
Untuk memahami prinsip kerja, perlu dimengerti istilah baku yang berlaku dalam teknik otomotif :
TMA (titik mati atas) atau TDC (top dead centre), posisi piston
berada pada titik paling atas dalam silinder mesin atau piston berada
pada titik paling jauh dari poros engkol (crankshaft).
TMB
(titik mati bawah) atau BDC (bottom dead centre), posisi piston berada
pada titik paling bawah dalam silinder mesin atau piston berada pada
titik paling dekat dengan poros engkol (crankshaft).
Ruang bilas
yaitu ruangan dibawah piston dimana terdapat poros engkol (crankshaft),
sering disebut dengan bak engkol (crankcase) berfungsi gas hasil
campuran udara, bahan bakar dan pelumas bisa tercampur lebih merata.
Pembilasan (scavenging) yaitu proses pengeluaran gas hasil
pembakaran dan proses pemasukan gas untuk pembakaran dalam ruang bakar.
Gambar :
Langkah kesatu
Piston bergerak dari TMA ke TMB.
Pada saat piston bergerak dari TMA ke TMB, maka akan menekan ruang
bilas yang berada di bawah piston. Semakin jauh piston meninggalkan TMA
menuju TMB, tekanan di ruang bilas semakin meningkat.
Pada titik
tertentu, piston (ring piston) akan melewati lubang pembuangan gas dan
lubang pemasukan gas. Posisi masing-masing lubang tergantung dari desain
perancang. Umumnya ring piston akan melewati lubang pembuangan terlebih
dahulu.
Pada saat ring piston melewati lubang pembuangan, gas di dalam ruang bakar keluar melalui lubang pembuangan.
Pada saat ring piston melewati lubang pemasukan, gas yang tertekan
dalam ruang bilas akan terpompa masuk dalam ruang bakar sekaligus
mendorong gas yang ada dalam ruang bakar keluar melalui lubang
pembuangan.
Piston terus menekan ruang bilas sampai titik TMB, sekaligus memompa gas dalam ruang bilas masuk ke dalam ruang bakar
Langkah kedua
Piston bergerak dari TMB ke TMA.
Pada saat piston bergerak TMB ke TMA, maka akan menghisap gas hasil
percampuran udara, bahan bakar dan pelumas masuk ke dalam ruang bilas.
Percampuran ini dilakukan oleh karburator atau sistem injeksi. (Lihat
pula:Sistem bahan bakar)
Saat melewati lubang pemasukan dan lubang pembuangan, piston akan mengkompresi gas yang terjebak dalam ruang bakar.
Piston akan terus mengkompresi gas dalam ruang bakar sampai TMA.
Beberapa saat sebelum piston sampai di TMA, busi menyala untuk
membakar gas dalam ruang bakar. Waktu nyala busi sebelum piston sampai
TMA dengan tujuan agar puncak tekanan dalam ruang bakar akibat
pembakaran terjadi saat piston mulai bergerak dari TMA ke TMB karena
proses pembakaran sendiri memerlukan waktu dari mulai nyala busi sampai
gas terbakar dengan sempurna.
Perbedaan desain dengan mesin empat tak
Pada mesin dua tak, dalam satu kali putaran poros engkol
(crankshaft) terjadi satu kali proses pembakaran sedangkan pada mesin
empat tak, sekali proses pembakaran terjadi dalam dua kali putaran poros
engkol.
Pada mesin empat tak, memerlukan mekanisme katup (valve
mechanism) dalam bekerja dengan fungsi membuka dan menutup lubang
pemasukan dan lubang pembuangan, sedangkan pada mesin dua tak, piston
dan ring piston berfungsi untuk menbuka dan menutup lubang pemasukan dan
lubang pembuangan. Pada awalnya mesin dua tak tidak dilengkapi dengan
katup, dalam perkembangannya katup satu arah (one way valve) dipasang
antara ruang bilas dengan karburator dengan tujuan :
Agar gas yang sudah masuk dalam ruang bilas tidak kembali ke karburator.
Menjaga tekanan dalam ruang bilas saat piston mengkompresi ruang bilas.
Lubang pemasukan dan lubang pembuangan pada mesin dua tak terdapat
pada dinding silinder, sedangkan pada mesin empat tak terdapat pada
kepala silinder (cylinder head). Ini adalah alasan paling utama mesin 4
tak tidak menggunakan oli samping.
Lihat pula: Sistem pelumasan
Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan mesin dua tak
Dibandingkan mesin empat tak, kelebihan mesin dua tak adalah :
Mesin dua tak lebih bertenaga dibandingkan mesin empat tak.
Mesin dua tak lebih kecil dan ringan dibandingkan mesin empat tak.
Kombinasi kedua kelebihan di atas menjadikan rasio berat
terhadap tenaga (power to weight ratio) mesin dua lebih baik
dibandingkan mesin empat tak.
Mesin dua tak lebih murah biaya produksinya karena konstruksinya yang sederhana.
Meskipun memiliki kelebihan tersebut di atas, jarang digunakan dalam
aplikasi kendaraan terutama mobil karena memiliki kekurangan.
Kekurangan mesin dua tak
Kekurangan mesin dua tak dibandingkan mesin empat tak
Efisiensi mesin dua tak lebih rendah dibandingkan mesin empat tak.
Mesin dua tak memerlukan oli yang dicampur dengan bahan bakar (oli samping/two stroke oil) untuk pelumasan silinder mesin.
Kedua hal di atas mengakibatkan biaya operasional mesin dua tak lebih tinggi dibandingkan mesin empat tak.
Mesin dua tak menghasilkan polusi udara lebih banyak, polusi
terjadi dari pembakaran oli samping dan gas dari ruang bilas yang
terlolos masuk langsung ke lubang pembuangan.
Pelumasan mesin
dua tak tidak sebaik mesin empat tak, mengakibatkan usia suku cadang
dalam komponen ruang bakar relatif lebih rendah.